Semua ini sebenarnya bermula dari hobby ku dahulu saat kuliah S1. Saat
itu, aku senang sekali mendesign-design foto menggunakan software adobe
photoshop. Maklum saat sebelum mengambil jurusan akuntansi, aku pernah
mengikuti kursus design grafis yang diselenggarakan oleh Pusdikom Kharisma
Makassar.
Narsis,
itulah aku dulu. Setiap kali ada kamera, Jpreett.. aku pasti ada.
Ha..ha..ha..!! Dan juga hobyku yang paling aneh adalah mengumpulkan foto-foto
semua hal baik berupa pemandangan alam, foto teman-teman saat kuliah,
sampai foto beberapa daerah yang pernah aku kunjungi.. Semua aku jadikan satu dalam
sebuah komputer yang hampir memakan hardisk bergiga-giga. Namun sekarang sudah
aku jadikan CD, karena komputernya sudah lama rusak.Sejak saat itu aku selalu bermimpi menjadi seorang Photographer Professional. Butuh kerja keras dan usaha yang sangat maksimal. Ku pikir menjadi Photographer itu hal yang sangat mudah, tapi bagi sebagian orang sangat sulit karena harus mempunyai kamera DLSR dulu. Ya memang sih Photographer harus punya kamera DSLR dulu tapi menurut aku sih pake kamera Hp, kamera digital, dan lain-lain juga bisakan? Yaa, kalau memang niat jadi Photographer, ya berusaha dong. Dulu waktu aku juga belum punya kamera DSLR, tapi aku coba membuat suasana foto itu menjadi lebih indah, yaa walaupun hanya pake kamera Hp biasa tapi aku coba membuat suasana foto itu menjadi lebih indah dengan editan Instagram hehehe...
Trus ada hal lain yang juga penting adalah harus bisa mengedit foto. Tapi kalau seandainya foto untuk keperluan ikut lomba foto, maka yang diperlukan adalah murni hasil jepretan dari kameranya tanpa editan lagi, dan untuk itu kita harus bisa mengatur cahaya yang masuk ke kamera. Oleh karenanya, satu-satunya cara adalah memastikan kamera telah diatur dengan benar guna menghasilkan foto-foto yang dinginkan.
Berikut ini aku akan mengulas teknik dasar terlebih dahulu. Karena hal ini cukup mudah dipelajari dan dilakukan terlebih bagi yang baru pertama kali menggunakan kamera DLSR. Pada ulasan ini, aku menggunakan kamera Nikon D3100 Standard..
Perlu diperhatikan beberapa hal berikut karena akan berpengaruh pada hasil foto yang akan diambil:
- Arah cahaya matahari, jangan memotret mengadap cahaya matahari, membelakangi matahari akan lebih baik (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan). memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam.
- Pilih background yang baik dan indah (pilih sesuka hati). Dan carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. Ketiga angle tersebut memberikan perbedaan hasil foto yang sangat berarti.
- Bila ingin memotret wajah, perhatikan latar belakang, hindari latar belakang yang berwarna warni atau gambar semerawut yang menonjol (bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol).
- Karena ukuran kamera DSLR lebih besar dan lebih berat dibandingkan kamera pocket maka cara memegang kamera ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar dalam memotret dapat terhidar dari guncangan saat menekan tombol shutter .
- Selalu biasakan menggantungkan tali kamera (camera strap) ke leher, dan hindari membawa kamera dengan tali penggantung yang bebas
- Pegang kamera dengan cara tangan kiri membuai lensa, tangan kanan terletak pada kamera dengan jari siap menekan tombol shutter. Hindari memegang kamera pada bagian sisinya.
- Rapatkan siku mendekati dada, hindari memegang kamera dengan lengan bebas karena akan menjadikan pegangan terhadap kamera tidak stabil.
- Quality Control. Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
- Memakai ISO antara 100 sampai 400 (semakin rendah semakin baik). Jika cahaya kurang dan shutterspeed-nya kurang (saranku shutterspeed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan ISONYA. Beberapa kamera digital akan menghasilkan noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir.
- Pengaturan White Balance, dapat dibiarkan otomatis, tetapi jika ingin penggunaanya disesuaikan dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka dapat di atur lebih detail, seperti ke mode Tungsten atau Cloudy
- Key Control. Mensetting mode AV (Aperture Value) yaitu merubah besarnya bukaan diafragma sehingga shutter speed sudah automatis di setting oleh kamera tersebut. Bukaan terbaik/ ketajaman terbaik ada di F/8.0. Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam. Jika memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka harus menggunakan Aperture lebar. Jika ingin DOF (Depth Of Field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (aku tidak menyarankan jika memakai F/16 keatas, memang semuanya terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang sehingga hasilnya kurang maksimal). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.
- Pengaturan AF dan Mode Drive. Kamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus (AF). Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual. Mode Drives memungkinkan untuk menentukan apakah akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter
- Gunakan Noise Reduction pada kamera. Ini dapat dilakukan utamanya jika mengambil gambar di senja hari atau memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya. Banyak kamera digital sekarang memiliki fasilitas noise reduction
Kemudian, ada beberapa teknik memotret
yang sering digunakan, antara lain :
- Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotgrafi yang paling dasar. Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Contoh berikut menunjukan DOF pendek dengan fokus pada background:
- Teknik Panning, yaitu dengan menggerakan kamera kearah gerakan objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama – sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasil akan blur (kabur).
- Teknik Freeze yaitu speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergeraan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan
Contoh-contoh foto yang ditampilkan adalah murni dari hasil jepretan kamera dan belum dilakukan editing dengan software..
Terima kasih untuk Chelly, dan Ronal yang telah bersedia menjadi objek dalam contoh-contoh foto yang ditampilkan..
Semoga tips-tips ini berguna untuk kita, selamat berkarya!